PERANAN
EKSEKUTIF DALAM MENGARAHKAN PERUSAHAAN MELALUI PERSAINGAN DALAM PERENCANAAN
JANGKA PANJANG
|
|||||
|
|
||||
Disusun oleh :
Nama : fahri afrian
Kelas : 3DA01
NPM : 42211593
PENDAHULUAN
Sistem Informasi eksekutif (EIS)
adalah satu jenis dari manajemen informasi sistem dimaksud untuk memudahkan dan
mendukung keterangan dan pembuatan keputusan kebutuhan dari eksekutif senior
dengan menyediakan kemudahan akses terhadap keduanya internal dan eksternal
keterangan relevan untuk bertemu gol strategis dari organisasi. Ini biasanya
dipertimbangkan sebagai satu bentuk dikhususkan dari satu sistem mendukung
keputusan (DSS).
Pekerjaan manajer akan berubah
secara drastis jika ia menjadi manajer puncak (eksekutif) dan manajer tersebut
harus menyesuaikan keadaan atau perubahan tersebut. Manajer tingkat puncak akan
menerima seluruh informasinya dari subsistem fungsional, dan manajer tersebut
tidak perlu menyaring dan mensintesa data tersebut menjadi bentuk yang berarti
baginya. Sebagai cara untuk meringankan manajer tersebut dalam melakukan
kinerja ini, diciptakanlah system informasi eksekutif.
System informasi eksekutif berada di
puncak system fungsional. Menjadikan informasi yang bisa digunakan oleh
eksekutif. Informasi tersebut asalnya dari dalam perusahaan itu sendiri maupun
lingkungannya. Selama ini informasi lingkungan dianggap penting khususnya bagi
manajer tingkat puncak.
Istilah eksekutif agak longgar
penerapannya. Tidak ada batasan yang jelas antara tingkatan eksekutif dan tingkatan
yang dibawahnya. Istilah tersebut digunakan untuk mengidentifikasikan manajer
tingkat puncak yang mempunyai pengaruh terhadap perusahaan dan dapat diterapkan
untuk semua manajer yang berada pada tingkat perencanaan strategis. Manajer
perencanaan strategis mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan tujuan atau
arah perusahaan untuk beberapa tahun yang akan datang.
ISI
PERANAN
EKSEKUTIF DALAM MENGARAHKAN PERUSAHAAN MELALUI PERSAINGAN DALAM PERENCANAAN
JANGKA PANJANG
PENGERTIAN EKSEKUTIF
Istilah eksekutif diterapkan agak
bebas. Eksekutif sering dikaitkan dengan perencanaan jangka panjang dan
berorientasi pada kesejahteraan perusahaan. Jika tidak ada sistem informasi
eksekutif dan hanya ada sistem informasi fungsional, manajer pucuk akan
menerima semua
informasi dari subsistem-subsistem
fungsional dan para eksekutif harus menyarikan dan mensintesiskan data menjadi
suatu bentuk yang berarti bagi mereka. Sistem informasi eksekutif membebaskan
eksekutif dari tugas tersebut. Beberapa pandangan tentang apa yang dilakukan
eksekutif :
1. Menurut Henri Fayol, semua manajer melakukan fungsi-fungsi
manajemen yang sama: merencanakan, mengorganisasikan, menyusun staf,
mengarahkan dan mengendalikan. Perencanaan sangat ditentukan pada tingkat
eksekutif, sedangkan fungsi-fungsi lain oleh tingkat yang lebih rendah.
2. Peran-peran manajerial Mintzberg, semua manajer melakukan
semua peran, tetapi orientasinya berbeda untuk tiap tingkatan. Salah satu peran
keputusan adalah negotiator. Salah satu contoh, seorang manajer
puncak berunding dalam menggabungkan usaha (merger), dan manajer tingkat
bawah/rendah berunding tentang tanggal penerimaan dengan pemasok.
3. Agenda dan jaringan Kotter, menurut Prof. John P. Kotter
dari Harvard para eksekutif mengatasi tantangan pekerjaan mengikuti strategi
tiga tahap: (a) menetapkan agenda - tujuan yang harus dicapai perusahaan
(panjang, mencegah, dan jangka pendek); (b) membangun jaringan kerjasama
diantara orang-orang yang harus menyelesaikan agenda tersebut; (c) menetapkan lingkungan
norma dan nilai yang tepat sehingga anggota jaringan dapat bekerja mencapai
agenda itu.
Peranan Eksekutif Dalam
Mengarahkan Perusahaan
Pemikiran
tentang sebuah kekuasaan dipengaruhi oleh teori “John Locke (1632-1704) adalah
seorang filosof inggris yang pada tahun 1690 menerbitkan buku “Two Treties On
Civil Government”. Dalam buku tersebut John Locke mengemukakan adanya tiga
macam kekuasaan didalam semua negara yang harus diserahkan kepada badan yang
masing-masing berdiri sendiri, yaitu kekuasaan legislative ( membuat
Undang-Undang), kekuasaan eksekutif ( melaksanakan Undang-Undang atau yang
merupakan fungsi pemerintahan ) dan kekuasaan federatif ( keamanan dan hubungan
luar negri ).
Maksud
dari penjelasan diatas penulis akan membahas tentang peranan atau kekuasaan
eksekutif.
1.
Eksekutif adalah seseorang yang
bertanggung jawab lebih dari saru area fungsional,
2.
Eksekutif dapat diartikan sebagai
seseorang yang memiliki kedudukan tertinggi di negaranya atau disebuah
perusahaan. Bidang eksekutif untuk negara adalah seorang presiden dan wakil
presiden beserta menteri- menteri yang membantunya, sedangkan bidang eksekutif
untuk perusahaan adalah direktur utama, pemilik perusahaan, pemegang saham,
dewan komisaris dan eksekutif-eksekutif lainnya
3.
Eksekutif adalah sekelompok orang
yang dipilih atau ditunjuk untuk mengawasi kegiatan suatu perusahaan atau
organisasi
B. Tugas
Para Eksekutif
Tugas para
eksekutif dan pemilik perusahaan dalam menjalankan bisnisnya agar lebih baik ke
depannya adalah :
1.
Mengelola SDM, dimana seorang
pebisnis dapat menyelesaikan segala sesuatu melalui orang lain atau bagaimana
mempengaruhi orang lain ( SDM ) agar dapat melaksanakan apa yang diperintahkan.
2.
Membuat keputusan tentang sumber
daya dan operasi, bagaimana mengelola sumber daya-sumber daya ekonomi dan
mengelolanya menjadi lebih baik, dan pertimbangan dengan kebijakan eksternal
seperti aturan-aturan dari Pemerintah.
3.
Mengelola keuangan dan pelaporannya,
dimana setiap aktifitas pemasukan atau pengeluaran, serta harta serta
hutang dan modal, dibuat pelaporannya agar semuanya dapat termonitor dengan
baik, sehingga dapat di ketahui kerugian atau keuntungan suatu bisnis.
4.
Pengelolaan penjualan dan
pemasaran,dimana kita ketahui penjualan dan pemasaran produk merupakan urat
nadi dalam perusahaan atau bisnis. Tanpa kesuksesan penjualan atau pemasaran,
maka perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuannya, yaitu laba.
5.
Mengarahkan bisnis ke depan,
melakukan perencanaan strategis yang merupakan piranti utama untuk
pengelolaan aspek-aspek jangka panjang dalam bisnis dan cara peningkatan
produktifitas, perbaikan kualitas serta pengelolaan informasi.
Model Proses Manajemen Strategis
Hax dan Majluf (1984) membedakan dua
macam proses manajemen strategis, yaitu tingkat unit usaha (business) dan
badan usaha (corporate).
Business Strategic Planning:
·
Misi unit usaha.
·
Perumusan strategi usaha dan program menyeluruh.
·
Perumusan dan evaluasi program khusus.
·
Alokasi sumberdaya dan pengukuran kinerja untuk pengendalian manajemen.
·
Penganggaran tingkat unit usaha.
·
Pengesahan penganggaran dari dana strategis dan operasional.
Corporate Strategic Planning:
·
Visi badan usaha.
·
Postur strategis dan pedoman perencanaan.
·
Misi unit usaha.
·
Perumusan strategi dan program kerja menyeluruh.
·
Perumusan strategi fungsional.
·
Konsolidasi atas strategi unit usaha dan strategi fungsional.
·
Penentuan dan evaluasi program kerja khusus unit usaha.
·
Penentuan dan evaluasi program kerja khusus fungsional.
·
Alokasi sumberdaya dan penentuan pengukuran kinerja.
·
Penganggaran tingkat unit usaha.
·
Penganggaran tingkat fungsional.
·
Konsolisasi penganggaran dan pengesahan dana strategis dan operasional.
Model perencanaan strategis menurut
Pearce II dan Robinson (1988) tidak membedakan antara perencanaan strategis
untuk unit usaha dan badan usaha.
·
Company mission.
·
Company profile.
·
External environment.
·
Strategic analysis and choice.
·
Long term objective
·
Grand strategy (rencana kegiatan utama dan komprehensif).
·
Annual objectives
·
Functional strategies.
·
Policies
D. Perencanaan
Strategis dalam jangka panjang dalam melalui sebuah persaingan
1. Pengertian
Perencanaan Strategis
Perencanaan
strategis adalah proses memutuskan program-program yang akan dilaksanakan oleh
organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang akan dialokasikan ke setiap
program selama beberapa tahun ke depan.
2. Karakteristik
dari Perencanaan Strategis
Manajer
yang paling kompeten menghabiskan waktu yang cukup lama untuk memikirkan
mengenai masa depan. Hasilnya mungkin berupa pemahaman informal mengenai arah
masa depan yang akan diambil oleh entitas tersebut, atau mungkin juga berupa
pernyataan formal yang berisi rencana spesifik mengenai bagaimana untuk sampai
kea rah sana. Pernyataan formal dari rencana semacam itu disebut di sini
sebagai rencana strategis, serta proses pembuatan dan revisi dari pernyataan
ini disebut dengan perencanaan strategis (di tempat lain disebut dengan
perencanaan dan pemrograman jangka panjang).
3. Proses
Perencanaan Strategis
Strategi
merupakan suatu kegiatan yang menentukan petunjuk dan pengarahan yang kritis
terhadap pengalokasian sumber daya untuk memcapi sasaran jangka panjang
organisasi. Dalam prakteknya pilihan strategi merupakan sesuatu yang kompleks
dan tugas yang berisiko. Beberapa strategi organisasi diharapkan dapat
menghadapi lingkungan yang kompetitif. Disini manajer merencanakan bauran
kekuatan dan kelemahan organisasi dengan kesempatan dan ancaman di
lingkungannya.Proses perencanaan strategis atau manajemen strategis merupakan
proses penganggaran usaha perencanaan strategis dan menjamin strategi tersebut
dilaksanakan dengan baik sehingga menjamin kesuksesan organisasi dalam jangka
panjang.
Dalam suatu perusahaan yang
beroperasi sesuai dengan tahun kalender, proses perencanaan strategis dimulai
pada musim semi dan diselesaikan pada musim gugur, tepat sebelum pembuatan
anggaran tahunan. Proses tersebut melibatkan langkah-langkah berikut ini :
1. Meninjau dan memperbaharui
rencana strategis dari tahun lalu
Selama satu tahun, keputusan yang
mengubah rencana strategis dibuat; manajemen membuat keputusan kapan pun ada
kebutuhan akan hal itu, dan bukan sebagai respons terhadap terhadap jadwal yang
telah ditentukan. Secara konseptual, implikasi dari setiap keputusan untuk lima
tahun ke depan sebaiknya dimasukkan dalam rencana strategis segera setelah
keputusan tersebut dibuat. Jika tidak, rencana formal tersebut tidak lagi
mencerminkan jalan yang direncanakan akan diikuti oleh perusahaan. Khususnya,
rencana tersebut tidak mencerminkan dasar yang berlaku untuk menguji usulan
strategi dan program yang merupakan salah-satu nilai utama rencana itu.
2. Memutuskan asumsi dan pedoman
Rencana strategis yang telah
diperbaharui memasukkan asumsi-asumsi luas seperti pertumbuhan dalam Produk
Domestik Bruto (PDB), pergerakan musiman, tarif upah, tenaga kerja, harga-harga
dari bahan baku penting, tingkat bunga, harga jual, kondisi pasar seperti
tindakan pesaing, dan dampak dari undang-undang pemerintah di setiap Negara di
mana perusahaan beroperasi. Asumsi-asumsi ini diperiksa kembali dan jika
diperlukan diubah untuk memasukkan informasi paling akhir.
3. Iterasi Pertama dari Rencana
Strategis
Menggunakan asumsi, tujuan dan
pedoman tersebut, unit bisnis dan unit operasi lainnya membuat rangcangan
pertama dari rencana strategis, yang mungkin memasukkan rencana operasi yang
berbeda dari yang dimasukkan dalam rencana sekarang, seperti perubahan dalam
taktik pemasaran; dengan didukung alasan. Staf unit bisnis melakukan banyak
pekerjaan analitis, tetapi manajer unit bisnis membuat keputusan akhir.
Bergantung pada hubungan pribadi, karyawan unit bisnis dapat mencari saran dari
staf kantor pusat dalam pengembangan rencana-rencana ini. Anggota dari staf
kantor pusat sering kali mengunjungi unit bisnis selama proses ini dengan
tujuan untuk mengklarifikasi pedoman, asumsi, dan instruksi, serta secara umum,
untuk membantu dalam proses perencanaan
4. Analisis
Ketika kantor pusat menerima rencana
unit bisnis, kantor pusat mengagregasikannya menjadi satu rencana strategis
korporat secara keseluruhan, Staf perencanaan dan pemasaran, produksi dan
eksektif fungsional lainnya di kantor pusat menganalisis rencana ini secara
mendalam. Unit bisnis X merencanakan taktik pemasaran baru; apakah mungkin bagi
bahwa penjualan yang dihasilkan akan sebesar seperti yang diindikasikan pada
rencana tersebut?
5. Iterasi Kedua dari Rencana
Strategis
Analisis dari penyerahan pertama mungkin
memerlukan revisi rencana dari beberapa unit bisnis saja, tetapi dapat juga
mengarah pada perubahan dalam asumsi dan pedoman yang mempengaruhi semua unit
bisnis. Misalnya, agregasi dari semua rencana mungkin mengindikasikan bahwa
penurunan kas akibat peningkatan persediaan dan pengeluaran modal lebih besar
daripada yang dapat ditoleransi perusahaan dengan aman; jika demikian, mungkin
ada kebutuhan untuk menunda pengeluaran di seluruh organisasi. Keputusan ini
mengarah pada revisi dari rencana.
6. Tinjauan dan Persetujuan Akhir
Suatu pertemuan dengan
pejabat-pejabat senior korporat umumnya mendiskusikan rencana yang direvisi
secara panjang lebar. Rencana tersebut juga mungkin dipresentasikan pada suatu
pertemuan dengan dewan direksi. CEO memberikan persetujuan akhir,. Persetujuan
tersebut sebaiknya dilakukan sebelum awal dari proses pembuatan anggaran,
karena rencana strategis merupakan input yang penting bagi prose situ.
Kesimpulan
Peranan seorang eksekutif sangatlah penting dalamn mengarahkan perusahaan
untuk melalui sebuah persaingan dalam perencanaan jangaka panjang, karena
seorang eksekutif memiliki tugas untuk menciptakan sebuah kinerja yang baik,
yaitu Mengelola SDM, Membuat keputusan tentang sumber daya dan operasi,
Mengelola keuangan dan pelaporannya, Pengelolaan penjualan dan pemasaran, dan
Mengarahkan bisnis ke depan.
Maka dari itu peranan seorang eksekutif sangatlah berpengaruh dengan
kinerja perusahaan terhadap keunggulan bersaing dapat tercapai ketika
kemampuan manajemen dan menggunakan kreasi dan mengimplentasikan strategi agar
tahan pada keunggulan yang banyak terjadi peniruan, mampu menciptakan faktor
hambatan dalam jangka waktu yang lama, Sehingga keunggulan bersaing adalah
suatu posisi yang masih dikerjakan organisasi sebagai upaya mengalahkan
pesaing.
Sumber:
http://rinadaniati.blogspot.com/2013/10/peranan-eksekutif-dalam-mengarahkan.html
http://dewinuricahaya.blogspot.com/